Syaifur Rizal Sebuah jurnal

Yakin Ingin Trading?

Beberapa waktu lalu Stockbit merilis aplikasi trading mereka berbasis desktop1. Rilis ini juga diikuti dengan tersedianya layanan leverage trading senilai satu kali nilai portfolio pengguna2. Sebagai pengguna layanan Stockbit tentu saja hal ini sangat menggoda saya untuk melakukan trading jangka pendek lagi setelah beberapa waktu berhenti.

Sebelum Stockbit merilis aplikasi berbasis desktop dan fasilitas leverage mereka, platform ini menjadi alasan utama saya untuk berhenti melakukan trading jangka pendek. Setidaknya itulah yang saya niatkan; yaitu mulai mengabaikan sekuritas-sekuritas lain yang memang sedari awal tampilan aplikasinya didesain sedemikian rupa untuk memudahkan untuk aktifitas trading jangka pendek.

Ketika sedang tenang-tenangnya tiba-tiba saja Stockbit merilis aplikasi desktop dan fasilitas leverage mereka. Tanpa pikir panjang saya langsung mengunduh dan memasang aplikasi itu. Tapi ketika saya akan membuka aplikasi tersebut tiba-tiba saja saya teringat dengan niat awal; yaitu berhenti melakukan trading jangka pendek. Yang akhirnya meski aplikasi Stockbit desktop telah terpasang, hingga sekarang belum saya gunakan sepenuhnya dan masih memilih untuk mengaksesnya melalui aplikasi Android atau peramban dan bahkan hanya melalui aplikasi Bibit.

Saya tidak mengatakan trading jangka pendek itu buruk dan harus dihindari. Akan tetapi trading jangka pendek hanya sesuai dengan orang-orang yang memiliki ketenangan dan kedisiplinan di atas rata-rata yang mana hal tersebut tidak saya miliki. Ketenangan dan kedisiplinan ketika harus mencari momentum, menunggu pergerakan harga, dan eksekusi baik beli, cut loss, ataupun take profit.

Kalau diingat kembali ketika dulu memaksakan untuk melakukan trading jangka pendek, saya menghabiskan banyak sekali waktu untuk mengulik saham baik dari sisi teknikal maupun fundamental. Hingga hanya tersisa sedikit waktu untuk keluarga. Itupun di dalam pikiran masih saja memikirkan hal-hal terkait dengan trading. Padahal potensi keuntungan yang didapat tidaklah seberapa dibandingkan dengan usaha yang dilakukan ketika itu.

Lagipula kalau mau mundur sejenak, keputusan melakukan trading tentunya adalah untuk mencari tambahan keuntungan finansial. Keuntungan finansial itu juga pada akhirnya ditujukan untuk kemakmuran keluarga. Tapi jika gara-gara trading ketenangan keluarga menjadi berantakan, maka keputusan untuk melakukan trading tadi menjadi tidak relevan lagi untuk dilakukan.

Percayalah dengan meme yang banyak beredar di internet yang mengatakan 90% trader kehilangan 90% modalnya dalam waktu 90 hari. Meme itu ada bukan tanpa sebab. Selain itu Anda juga dapat mencari berita-berita atau curhatan-curhatan di media sosial mengenai scam layanan pelatihan trading premium berbayar dan layanan sinyal trading beli dan jual di beberapa tahun terakhir.

Saya tidak mengatakan bahwa semua layanan itu scam. Karena ada beberapa di antara layanan itu yang memang bisa dipertanggung-jawabkan. Akan tetapi prosentase antara yang melakukan scam jauh lebih banyak ketimbang yang riil dan bisa dipertanggung-jawabkan.

Pun demikian bisa jadi dalam waktu dekat pada akhirnya saya juga akan melakukan kembali trading jangka pendek. Akan tetapi ketika hal itu saya lakukan, maka hal itu—yang pasti—hanya akan menjadi sarana hiburan saja. Selain itu saya juga akan sudah memastikan berapa hal sebagai berikut sudah ada:

  1. Ada sistem trading baku untuk menentukan kapan waktu eksekusi beli dan jual serta potensi prosentase keuntungan dan kerugian yang juga harus baku yang akan diambil.
  2. Alokasi modal yang akan digunakan; yang tentunya sejumlah dana yang siap hilang 100% dalam jangka waktu tertentu dan ketika itu terjadi jumlahnya tidak merusak cash flow keuangan keluarga. Idealnya semisal menyisihkan lagi uang jajan pribadi bulanan.
  3. Frekuensi trading dalam jangka waktu tertentu; semisal berapa kali dalam seminggu atau sebulan.
  4. Prosentase kerugian yang akan ditanggung setidaknya dalam jangka waktu satu tahun.
  5. Target minimal keuntungan dalam satu tahun untuk menghindari overtrading3.