Syaifur Rizal Sebuah jurnal

đť•Ź a.k.a. Twitter

X a.k.a. Twitter mulai memberikan insentif kepada kreator dengan membagikan profit sharing dari iklan yang ditayangkan di platform tersebut.1 Meski terbilang telat, tapi setidaknya—mungkin—akan bisa mendorong para kreator di platform itu semakin bersemangat dalam membuat konten-konten yang menarik. Yang secara otomatis akan membuat lebih banyak pengguna X betah berlama-lama di platform itu.

Elon Musk sendiri mengatakan bahwa dia memiliki visi untuk menjadikan X sebagai sebuah super app seperti WeChat. Dimana pengguna selain bisa menggunakan X sebagai media sosial, bisa juga menggunakannya sebagai alat bertransaksi seperti mengirim uang, melakukan pembayaran, belanja daring maupun nondaring.

Bisa jadi apa yang direncanakan bos Tesla dan Space-X yang sempat membuat koin kripto Dodge trending itu akan benar-benar mengubah wajah X di masa yang akan datang. Elon Musk sudah terbukti pernah membesarkan PayPal hingga menjadi salah satu pioner media transaksi daring yang hingga saat ini masih banyak digunakan.

Saya pribadi sebagai pengguna pasif, yang lebih banyak menggunakan X sebagai sarana untuk mencari hiburan berupa candaan receh, info-info singkat, dan nasehat-nasehat ala self help, senang-senang saja jika X semakin besar dan profitable di masa yang akan datang. Karena dengan demikian keberadaan X bisa akan lebih panjang dan saya masih akan bisa terus menggunakan layanannya.

Meskipun tentunya akan ada hal yang agak merusak pengalaman ketika menggunakan platform X; dan itu tidak lain adalah berjubelnya iklan.

Tapi toh dengan YouTube yang iklannya sekarang jauh lebih banyak dibandingkan dulu, saya masih tetap bisa menikmati konten-kontennya. Mungkin untuk X nantinya juga akan seperti itu—makin banyak iklannya. Apalagi kini dengan intensif profit sharing yang tentunya akan membuat para konten kreator di X semakin berusaha optimal untuk membuat konten-konten yang menarik.

Ngomong-ngomong soal subscription di media sosial X, beberapa hari ini saya baru tahu bahwa Instagram juga memiliki program yang serupa.2 Saya tidak tahu apakah program ini sudah lama ada atau baru saja diadakan sebagai respon atas langkah X ketika mulai melakukan program profit sharing.

Kalaupun program Instagram ini adalah respon dari apa yang dilakukan oleh X, saya juga tidak akan heran. Karena Meta ketika X sedang gonjang-ganjing dengan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Elon Musk untuk masa depan platform ini, tiba-tiba saja Meta meluncurkan aplikasi yang mirip-mirip dengan X yaitu Threads.3

Sebenarnya sudah ada aplikasi lain yang mirip dengan X, yaitu Mastodon,4 akan tetapi melihat respon Meta yang tiba-tiba saja meluncurkan Threads itu menjadi menarik; karena baik X dan Threads dibuat oleh korporasi komersil sedangkan Mastodon dibuat oleh komunitas open source. Apakah Meta merasa terancam dengan X?

Saya ingat ketika belum sampai 24 jam setelah Threads diluncurkan, ketika memutuskan untuk mencoba aplikasi tersebut, di profil Instagram terdapat keterangan bahwa akun Threads yang saya buat tadi merupakan akun kesebelas juta sekian; luar biasa sekali animonya.

Di beranda Threads sendiri banyak sekali berseliweran konten-konten dari influencer Instagram yang berlomba-lomba mencari follower sebanyak-banyaknya. Bahkan ada beberapa yang langsung membuat semacam giveaway model gacha5 dengan syarat mention ke beberapa teman-teman kita di Threads.

Balik lagi ke X a.k.a. Twitter. Terlepas dengan semua yang terjadi dengan X, saya jadi kepikiran, apakah X akan masih seperti Twitter dulu yang pernah menjadi platform media sosial yang—kabarnya—menggerakkan Arab Spring?6 Ataukah X akan menjadi seperti YouTube, Instagram, dan TikTok yang penggunaan utamanya adalah sebagai konten hiburan?

Lagipula sekarang, ketika mengirim tulisan di X bukan lagi disebut nge-twit, melainkan nge-post.

  1. Twitter Subcription for Creator. 

  2. Instagram Subscription. 

  3. Threads.net. 

  4. Mastodon. 

  5. Gacha: Dalam konteks tulisan di atas, gacha atau gachapon merupakan sesuatu yang didapatkan dengan cara diundi. 

  6. Social Media and The Arab Spring. 

Diperbaharui: 2023-08-24