Syaifur Rizal Sebuah jurnal

Investasi dan Harga Diri

Investasi itu seharusnya mudah; jika dibuat mudah. Yang harus dilakukan hanya mencari perusahaan yang memiliki catatan kinerja yang bagus dan tentunya juga masih memiliki prospek yang bagus pula di masa-masa yang akan datang. Beli, simpan, dan tunggu.

Tapi mengapa hal yang seharusnya sesederhana itu menjadi sangat sulit?

Saya tidak tahu mengapa hal di atas—investasi menjadi sangat sulit—yang mungkin terjadi juga pada Anda atau orang lain, tapi saya tahu pasti mengapa investasi pernah menjadi sangat sulit dan rumit bagi saya. Yaitu karena ada ego dan mungkin harga diri untuk menjadi benar pada setiap eksekusi yang dilakukan di pasar modal; dan ini adalah resep ampuh untuk menghancurkan psikologi.

Investasi menjadi rumit karena ada ego dan mungkin harga diri untuk menjadi benar pada setiap eksekusi yang dilakukan di pasar modal.

Agak terlalu drama sih, tapi begitulah. Apalagi jika ketika melakukan keputusan beli atau jual itu dipublikasikan di ruang publik.

Padahal kalau dipikir-pikir kalaupun eksekusi yang dilakukan ternyata salah, kerugian nyata yang dirasakan adalah floating negatif nilai ekuitas di portfolio; kalaupun pada akhirnya memutuskan untuk exit dan memindahkan alokasi modal, ya berarti nilai asetnya berkurang secara riil.

Tapi anehnya kenapa harga diri jadi ikut-ikutan floating negatif yak? Ini sangat tidak masuk akal.

Lagipula sama sekali tidak ada keuntungan apapun yang saya peroleh secara riil ketika hipotesis investasi saya benar selain nilai portfolio yang meningkat atau sama sekali tidak ada kerugian apapun yang saya peroleh secara riil ketika hipotesisnya salah selain berkurangnya nilai portfolio.

Katakanlah saya membuat sebuah tulisan di forum saham bahwa saham ABCD akan naik 100% dan di saat yang bersamaan saya juga membeli saham ABCD tadi senilai Rp 500 ribu. Beberapa waktu kemudian saham ini harganya benar-benar naik 100%.

Maka nilai saham ABCD yang saya beli tadi nilainya naik menjadi Rp 1 juta dengan keuntungan Rp 500 ribu; itu saja. Tulisan di forum tadi yang membuat pernyataan bahwa saham ABCD akan naik 100%—dan ternyata benar—sama sekali tidak akan lantas membuat keuntungan saya menjadi lebih besar dari Rp 500 ribu bukan? Begitu juga sebaliknya jika ternyata salah.

Lalu apakah solusinya lantas menjadi silent investor? Tidak juga. Bagi saya, setiap kali akan mempublikasikan sebuah tulisan yang ada kaitannya dengan investasi, saya akan benar-benar mengingatkan diri sendiri bahwa tulisan ini bisa jadi salah—dan itu tidak masalah.

Mengapa? Yaitu agar tidak perlu menanggung kerugian yang lebih besar selain apa yang tercermin di portfolio.