Syaifur Rizal Sebuah jurnal

Membaca Cepat Pertumbuhan Perusahaan dari Sajian Neraca Keuangan

Sebuah perusahaan dikatakan bertumbuh jika perusahaan itu mampu terus berkembang dan memberikan tambahan nilai bagi dirinya sendiri dari waktu ke waktu. Tambahan nilai ini sudah barang tentu berasal dari keuntungan bersih bisnis yang dijalankan. Lalu kemudian keuntungan tersebut akan digunakan kembali untuk mengembangkan bisnis mereka.

Kata kuncinya di sini adalah “tumbuh”; dan inilah yang dicari ketika akan memilih perusahaan yang sahamnya akan kita beli.

Apa Metrik Terbaik untuk Melihat Pertumbuhan Perusahaan?

Semua komponen yang disajikan di dalam laporan keuangan adalah metrik terbaik untuk melihat pertumbuhan suatu perusahaan. Tapi tidak perlu khawatir, susunan laporan keuangan secara standar sudah memberikan urutan yang cukup membantu untuk melihat pertumbuhan tersebut; sedangkan yang tersaji paling awal adalah aset.

Aset berada di urutan teratas dalam sebuah laporan keuangan dan oleh sebab itu pertumbuhan aset adalah hal pertama yang seharusnya diperhatikan.

Aset adalah segala hal yang bisa digunakan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya sehari-hari. Jika aset itu bertumbuh, sudah barang tentu semakin banyak hal yang bisa digunakan perusahaan tersebut untuk terus berkembang.

Nonsense jika ada yang mengatakan bahwa perusahaan A itu wonderful tapi aset yang dimiliki nilainya selalu sama atau bahkan turun dari tahun ke tahun.

Matematika Aset yang Sangat Sederhana

Aset terdiri dari dua hal, yaitu liabilitas dan ekuitas. Liabilitas adalah tanggungan beban kewajiban yang dimiliki perusahaan. Sedangkan ekuitas sederhananya adalah hak milik absolut perusahaan berupa modal dan pertambahan modal, baik itu dari aksi korporasi maupun dari keuntungan perusahaan yang ditahan.

Aset = Liabilitas + Ekuitas

Yang artinya semudah:

5 = 2 + 3

atau,

5 = 4 + 1

Dari dua hal penyusun aset, yaitu liabilitas dan ekuitas, sepintas sepertinya ekuitaslah yang seharusnya lebih diperhatikan untuk melihat pertumbuhan suatu perusahaan. Hal tersebut memang benar, tapi itu tidak lengkap. Karena ketika kita hanya memperhatikan ekuitas, maka secara otomatis liabilitas akan cenderung diabaikan.

Tidak ada satu perusahaan pun di dunia ini yang tidak memiliki liabilitas.

Sederhananya, bukankah setiap perusahaan publik harus membayar pajak dari bisnis yang mereka jalankan? Dari sini saja sudah memunculkan adanya unsur liabilitas.

Belum lagi ketika suatu perusahaan berhasil mencetak keuntungan konsisten yang semakin besar. Yang artinya, akan membuat semakin besar pula pajak yang harus dibayarkan.

Lagi pula ekuitas itu sendiri merupakan bagian dari aset dan bukan sebaliknya.

Tumbuh dan Masih Soal Matematika

Kembali lagi ke paragraf kedua di atas, mengenai kata kunci ketika akan memilih perusahaan yang sahamnya akan kita beli, yaitu “tumbuh”.

Kata “tumbuh” salah satu artinya adalah “bertambah besar”, atau lengkapnya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna”1.

Jika suatu hal itu dikatakan tumbuh, maka akan ada penambahan. Sedangkan dalam konteks perusahaan, maka di dalam diri perusahaan itu harus ada yang bertambah dari waktu ke waktu dan itu adalah aset.

Dengan menggunakan definisi: aset sama dengan liabilitas ditambah ekuitas, mari kita bandingkan kondisi keuangan antara perusahaan A, B, C, dan D, pada tabel berikut:

Tahun Perusahaan A Perusahaan B Perusahaan C Perusahaan D (Ngimpi!)
2014 3 = 2 + 1 3 = 1 + 2 10 = 3 + 7 3 = 2 + 1
2015 4 = 3 + 1 4 = 2 + 3 10 = 4 + 6 4 = 2 + 2
2016 5 = 3 + 2 5 = 3 +2 10 = 5 + 5 5 = 1 + 4
2017 6 = 4 + 2 6 = 4 + 2 11 = 6 + 5 6 = 0 + 6
2018 7 = 4 + 3 7 = 5 + 2 11 = 7 + 4 7 = 0 + 7

Yes ma pren, dari tabel di atas, perusahaan yang bertumbuh sehat adalah perusahaan A. Hal yang cukup mudah untuk ditebak. Sedangkan perusahaan D itu entah perusahaan model apa, saya tidak tahu.

Dan hal sesederhana ini tersaji di bagian awal dari sebuah laporan keuangan, yaitu di bagian neraca keuangan atau bahasa gaulnya balance sheet.


Diperbaharui: 2023-08-21